Reverse power biasanya digunakan untuk menjelaskan mengenai fenomena perubahan unjuk kerja dari generator menjadi motor.
jadi dalam kejadian ini, sebuah generator yang tadinya menghasilkan daya listrik, berubah menjadi menggunakan daya listrik, dengan kata lain generator menjadi motor listrik. Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya antara generator dan motor memiliki konstruksi yang sama dan jika:
1. generator dihubungkan paralel atau bergabung dalam suatu jaringan dengan generator lain.
2. torsi yang dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover, dalam hal ini misalkan turbin uap, turbin air, atau mesin diesel) lebih kecil dari torsi yang dibutuhkan untuk menjaga agar kecepatan rotornya berada pada kecepatan proporsionalnya (dengan referensi frekuensi sistem).
3. terjadi kehilangan torsi dari penggerak mulanya (dengan kata lain penggerak mulanya seperti turbin atau mesin diesel "TRIP" atau mengalami kegagalan operasi) dan generator masih terhubung dengan jaringan. Karena masih ada kecepatan sisa pada rotornya, sedangkan disisi statornya ada tegangan dari jaringan, sehingga tegangan di stator menginduksi ke lilitan rotor yang berputar.
Dampak reverse power adalah sebagai berikut:
1. untuk diesel generator dapat terjadi ledakan pada ruang bakarnya karena adanya akumulasi bahan bakar yang tak terbakar sedangkan rotor terus berputar,
2. pada gas turbin juga akan merusak gearbox nya dan
3. pada hydro plant (turbin air) akan terjadi kavitasi.
Inti dari semuanya, jika terjadi reverse power pada suatu unit pembangkit listrik adalah terjadi kerusakan pada peralatan penggerak mulanya (prime mover) atau turbinnya. oleh karena itu pada generator dipasang relay reverse power sebagai pengamannya, dan biasanya interlock dengan generator CB nya.
Reverse power relay bekerja dengan mengukur komponen aktif arus beban, I x cos φ.
Ketika Generator beroperasi dan menghasilkan daya listrik maka komponen arus beban I x cos φ bernilai positif, sedangkan dalam kondisi reverse power maka komponen beban aktif I x cos φ akan berubah menjadi bernilai negatif. Dan jika nilai negatif ini melampaui set point dari relay, maka relay reverse power akan bekerja dan beberapa saat kemudian memerintahkan Circuit breaker untuk membuka.
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/10/reverse-power-relay.html
diposkan oleh : Amdhani Santoso, (41407010002), Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Selasa, 24 November 2009
Generator Sinkron
Konstruksi Generator Sinkron
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan konstruksi motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron (seperti telah dibahas di sini). Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC (membangkitkan medan magnet, biasa disebut sistem eksitasi) dan sebuah kumparan (biasa disebut jangkar) tempat dibangkitkannya GGL arus bola-balik.
Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan GGL berupa stator yang diam dan struktur medan magnit berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber DC luar melaui slipring dan sikat arang, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem “brushless excitation”.
Bentuk Penguatan
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa untuk membangkitkan fluks magnetik diperlukan penguatan DC. Penguatan DC ini bisa diperoleh dari generator DC penguatan sendiri yang seporos dengan rotor mesin sinkron. Pada mesin sinkron dengan kecepatan rendah, tetapi rating daya yang besar, seperti generator Hydroelectric (Pembangkit listrik tenaga air), maka generator DC yang digunakan tidak dengan penguatan sendiri tetapi dengan “Pilot Exciter” sebagai penguatan atau menggunakan magnet permanent (magnet tetap).
Ada dua tipe sistem penguatan “Solid state”, yaitu:
• Sistem statis yang menggunakan Diode atau Thyristor statis, dan arus dialirkan ke rotor melalui Slipring.
• “Brushless System”, pada sistem ini penyearah dipasangkan diporos yang berputar dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slip-ring.
Bentuk Rotor
Untuk medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, mesin dengan kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk silinder gambar 3a, sedangkan mesin dengan kecepatan rendah seperti Hydroelectric atau Generator Listrik Diesel mempunyai rotor kutub menonjol
Bentuk Stator
Stator dari Mesin Sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik , seperti telah dibahas di sini, yang berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang bagus berarti permebilitas dan resistivitas dari bahan tinggi.
Belitan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga fasa, ada dua tipe yaitu :
a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding).
b. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding).
Bentuk Stator Satu Lapis
Belitan satu lapis, karena hanya ada satu sisi lilitan didalam masing-masing alur. Bila kumparan tiga fasa dimulai pada Sa, Sb, dan Sc dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa disatukan dalam dua cara, yaitu hubungan bintang dan segitiga. Antar kumparan fasa dipisahkan sebesar 120 derajat listrik atau 60 derajat mekanik, satu siklus GGL penuh akan dihasilkan bila rotor dengan 4 kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus GGL penuh menunjukkan 360 derajat listrik, adapun hubungan antara sudut rotor mekanis α_mek dan sudut listrik α_lis.
Belitan Berlapis Ganda
Kumparan jangkar yang diperlihatkan pada gambar 5 hanya mempunyai satu lilitan per kutub per fasa, akibatnya masing-masing kumparan hanya dua lilitan secara seri. Bila alur-alur tidak terlalu lebar, masing-masing penghantar yang berada dalam alur akan membangkitkan tegangan yang sama. Masing-masing tegangan fasa akan sama untuk menghasilkan tegangan per penghantar dan jumlah total dari penghantar per fasa.
Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif dalam penggunaan inti stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonik. Untuk mengatasi masalah ini, generator praktisnya mempunyai kumparan terdistribusi dalam beberapa alur per kutub per fasa. Gambar 7 memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan jangkar yang secara umum banyak digunakan. Pada masing-masing alur ada dua sisi lilitan dan masing-masing lilitan memiliki lebih dari satu putaran. Bagian dari lilitan yang tidak terletak kedalam alur biasanya disebut “ Winding Overhang”, sehingga tidak ada tegangan dalam winding overhang.
Faktor Distribusi
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa sebuah kumparan terdiri dari sejumlah lilitan yang ditempatkan dalam alur secara terpisah. Sehingga, GGLl pada terminal menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan kumparan yang telah dipusatkan. Suatu faktor yang harus dikalikan dengan GGL dari sebuah kumparan distribusi untuk menghasilkan total GGL yang dibangkitkan disebut faktor distribusi Kd untuk kumparan. Faktor ini selalu lebih kecil dari satu (Kd < 1).
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/generator-sinkron.html
diposting oleh : Utami Sri Rahayu S, (41407010007), Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan konstruksi motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron (seperti telah dibahas di sini). Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC (membangkitkan medan magnet, biasa disebut sistem eksitasi) dan sebuah kumparan (biasa disebut jangkar) tempat dibangkitkannya GGL arus bola-balik.
Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan GGL berupa stator yang diam dan struktur medan magnit berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber DC luar melaui slipring dan sikat arang, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem “brushless excitation”.
Bentuk Penguatan
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa untuk membangkitkan fluks magnetik diperlukan penguatan DC. Penguatan DC ini bisa diperoleh dari generator DC penguatan sendiri yang seporos dengan rotor mesin sinkron. Pada mesin sinkron dengan kecepatan rendah, tetapi rating daya yang besar, seperti generator Hydroelectric (Pembangkit listrik tenaga air), maka generator DC yang digunakan tidak dengan penguatan sendiri tetapi dengan “Pilot Exciter” sebagai penguatan atau menggunakan magnet permanent (magnet tetap).
Ada dua tipe sistem penguatan “Solid state”, yaitu:
• Sistem statis yang menggunakan Diode atau Thyristor statis, dan arus dialirkan ke rotor melalui Slipring.
• “Brushless System”, pada sistem ini penyearah dipasangkan diporos yang berputar dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slip-ring.
Bentuk Rotor
Untuk medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, mesin dengan kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk silinder gambar 3a, sedangkan mesin dengan kecepatan rendah seperti Hydroelectric atau Generator Listrik Diesel mempunyai rotor kutub menonjol
Bentuk Stator
Stator dari Mesin Sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik , seperti telah dibahas di sini, yang berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang bagus berarti permebilitas dan resistivitas dari bahan tinggi.
Belitan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga fasa, ada dua tipe yaitu :
a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding).
b. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding).
Bentuk Stator Satu Lapis
Belitan satu lapis, karena hanya ada satu sisi lilitan didalam masing-masing alur. Bila kumparan tiga fasa dimulai pada Sa, Sb, dan Sc dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa disatukan dalam dua cara, yaitu hubungan bintang dan segitiga. Antar kumparan fasa dipisahkan sebesar 120 derajat listrik atau 60 derajat mekanik, satu siklus GGL penuh akan dihasilkan bila rotor dengan 4 kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus GGL penuh menunjukkan 360 derajat listrik, adapun hubungan antara sudut rotor mekanis α_mek dan sudut listrik α_lis.
Belitan Berlapis Ganda
Kumparan jangkar yang diperlihatkan pada gambar 5 hanya mempunyai satu lilitan per kutub per fasa, akibatnya masing-masing kumparan hanya dua lilitan secara seri. Bila alur-alur tidak terlalu lebar, masing-masing penghantar yang berada dalam alur akan membangkitkan tegangan yang sama. Masing-masing tegangan fasa akan sama untuk menghasilkan tegangan per penghantar dan jumlah total dari penghantar per fasa.
Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif dalam penggunaan inti stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonik. Untuk mengatasi masalah ini, generator praktisnya mempunyai kumparan terdistribusi dalam beberapa alur per kutub per fasa. Gambar 7 memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan jangkar yang secara umum banyak digunakan. Pada masing-masing alur ada dua sisi lilitan dan masing-masing lilitan memiliki lebih dari satu putaran. Bagian dari lilitan yang tidak terletak kedalam alur biasanya disebut “ Winding Overhang”, sehingga tidak ada tegangan dalam winding overhang.
Faktor Distribusi
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa sebuah kumparan terdiri dari sejumlah lilitan yang ditempatkan dalam alur secara terpisah. Sehingga, GGLl pada terminal menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan kumparan yang telah dipusatkan. Suatu faktor yang harus dikalikan dengan GGL dari sebuah kumparan distribusi untuk menghasilkan total GGL yang dibangkitkan disebut faktor distribusi Kd untuk kumparan. Faktor ini selalu lebih kecil dari satu (Kd < 1).
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/generator-sinkron.html
diposting oleh : Utami Sri Rahayu S, (41407010007), Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Selasa, 17 November 2009
Prinsip Kerja Televisi
PRINSIP KERJA TELEVISI
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.
Selain gambar, juga membawa suara ?
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.
Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.
JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI
Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:
NTSC (National Television System Committee)
PAL (Phases Alternating Line)
SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
PALB
NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.
BAGIAN-BAGIAN TELEVISI
Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.
Rangkaian Penala (tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.
Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.
Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.
Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.
Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
Rangkaian Audio
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.
JENIS-JENIS LAYAR TELEVISI
Tipe Layar Televisi CRT (catode ray tube)
Pada televisi jenis ini layar terlihat lebih cembung ketimbang jenis lainnya. Teknologi televisi dengan tabung CRT tergolong paling tua dan hingga saat ini terus digunakan dan dikembangkan. Walaupun telah muncul teknologi yang baru. Tabung CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube) sedang untuk perbandingannya, plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil.
Tipe Layar Televisi Plasma
Dalam prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya diisi ribuan sel, yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut. Saat layar plasma dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat, yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.
Foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor. Kemudian, foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor yang akhirnya melepaskan energi di dalam bentuk sinar foton yang jelas. Setiap pixel tersusun atas tiga sel sub pixel yang terpisah, masing-masing dengan fosfor yang berbeda warna, yaitu; merah, hijau, biru yang akan bercampur menghasilkan warna pixel.
Untuk menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel. Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma. Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.
di posting oleh : Amdhani Santoso (41407010002), Teknik Elektro, Universitas Mercubuana, Jakarta
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.
Selain gambar, juga membawa suara ?
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.
Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.
JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI
Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:
NTSC (National Television System Committee)
PAL (Phases Alternating Line)
SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
PALB
NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.
BAGIAN-BAGIAN TELEVISI
Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.
Rangkaian Penala (tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.
Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.
Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.
Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.
Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
Rangkaian Audio
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.
JENIS-JENIS LAYAR TELEVISI
Tipe Layar Televisi CRT (catode ray tube)
Pada televisi jenis ini layar terlihat lebih cembung ketimbang jenis lainnya. Teknologi televisi dengan tabung CRT tergolong paling tua dan hingga saat ini terus digunakan dan dikembangkan. Walaupun telah muncul teknologi yang baru. Tabung CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube) sedang untuk perbandingannya, plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil.
Tipe Layar Televisi Plasma
Dalam prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya diisi ribuan sel, yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut. Saat layar plasma dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat, yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.
Foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor. Kemudian, foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor yang akhirnya melepaskan energi di dalam bentuk sinar foton yang jelas. Setiap pixel tersusun atas tiga sel sub pixel yang terpisah, masing-masing dengan fosfor yang berbeda warna, yaitu; merah, hijau, biru yang akan bercampur menghasilkan warna pixel.
Untuk menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel. Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma. Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.
di posting oleh : Amdhani Santoso (41407010002), Teknik Elektro, Universitas Mercubuana, Jakarta
Minggu, 01 November 2009
Studi Biaya Produksi Listrik PLTD Pada Mall dan Hotel Ciputra
Tenaga listrik merupakan bentuk energi sekunder yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi, sosial dan budaya suatu bangsa terutama dihitung perkapita menunjukkan tingkat kemajuan dari negara tersebut dalam bidang industri maupun bidang ekonomi.
Seperti pada umumnya bahwa kebutuhan akan penyediaan tenaga listrik sangat dibutuhkan oleh para konsumen, baik itu konsumen pada rumah tangga maupun untuk industri.
Kebutuhan tenaga listrik pada pusat niaga dan hotel disupply dari PLTD atau pusat pembangkit yang terletak pada lantai paling bawah (UnderGround). Pemakaian tenaga listrik selain digunakan untuk penerangan juga dipakaiuntuk kebutuhan yang sangat vital, yaitu pemakaian pada alat-alat listrik yang berhubungan langsung dengan fasilitas mall dan hotel.
Khusus untuk alat-alat yang berhubungan langsung dengan fasilitas konsumen mall dan hotel akan kebutuhan tegangan listrik tidak boleh terputus walaupun hanya sesaat, karena itu adalah salah satu pelayanan utama mall dan hotel Ciputra terhadap konsumen.
Mesin Diesel
Mesin Ddiesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang digunakan untuk memutar rotor generator.
Mesin diesel adalah sejenis motor bakar yang penyalaannya dengan cara bahan bakar diinjeksikan kedalam silinder, yang berisi tekanan udara dalam silinder mesin sehingga suhu udara meningkat dan ketika bahan bakar dalam bentuk kabut halus bersinggungan dan bercampur dengan udara panas, maka bahan bakar mulai terbakar.
Sifat-sifat Mesin Diesel
Mesin diesel adalah motor bakar dimana daya yang dihasilkan diperoleh dari pembakaran bahan bakar. Adapun daya yang dihasilkan:
a. Daya yang bermanfaat 40%
b. Panas yang hilang untuk pendingin 30%
c. Panas yang hilang untuk pembuangan gas 24%
d. Panas yang hilang dalam pergeseran
radiasi dan sebagainya 6%
Pemilihan Mesin Diesel
Untuk PLTD pemilihan mesin diesel sebagai penggerak pemula ditentukan oleh:
a. Faktor kecepatan
b. Jumlah silinder
c. Proses kerja
Generator
Generator adalah alat yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Energi mekanik diperoleh dari suatu peralatan penggerak mula yaitu mesin diesel dan kemudian energi mekanik ini di teruskan pada proses generator sehingga memutar rotor generator dan menghasilkan daya listrik.
Ada dua jenis generator berdasarkan komponen utama di stator, yaitu:
a. Generator dengan kutub menonjol
b. Generator dengan kutub tidak menonjol (atau silindis)
Perbedaan dari kedua generator tersebut yaitu:
- Pada generator dengan kutub menonjol biasanya lebih ekonomis dari generator dengan kutub silindris.
- Pada generator dengan kutub menonjol tidak memiliki kumparan , sedangkan pada generator dengan kutub silindris memiliki kumparan.
- Pada generator dengan kutub menonjol dipakai pada mesin putaran rendah dengan kecepatan putaran mesin yaitu : 1500 rpm ke bawah, sedangkan pada generator dengan kutub tidak menonjol atau silindris dipakai pada mesin putaran tinggi dengan kecepatan putaran mesin yaitu: 3000 rpm ke atas.
Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan pada PLTD, yaitu:
a. Tachometer, menunjukkan putaran mesin (rpm);
b. Engine Jacket Water Temperature, merupakan alat ukur penunjuk suhu air pendingin;
c. Inlet Air Temperature, merupakan petunjuk suhu udara masuk;
d. Exhaust Temperature, menunjukkan suhu gas buang;
e. Engine Oil Pressure, merupakan alat ukur pengukur oli mesin;
f. Engine Oil Temperature, menunjukkan suhu oli mesin;
g. Oil Filter Differential Pressure, menunjukkan perbedaan tekanan oli di antara sisi Inlet (bagian kotor) dan bagian Outlet (bagian bersih);
h. Fuel Pressure, menunjukkan tekanan pada bahan bakar yang telah disaring;
i. Air Cleanner Differential pressure, merupakan meteran-meteran yang menunjukkan perbedaan tekanan udara pada sisi Inlet (bagian kotor) dan sisi Outlet (bagian bersih) dari filter udara;
j. Fuel Filter Differential Pressure, menunjukkan perbedaan tekanan bahan bakar di antara sisi Inlet Outlet saringan bahan bakar.
Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan dalam bidang teknik, administrasi dan keuangan yang dilaksanakan secara terpadu untuk mempertahankan atau mengembalikan kondisi asset (unit pembangkit beserta sarana pembangkit) sehingga mencapai tujuan (pemeliharaan).
Kesimpulan
1. PLTD mempunyai kemampuan waktu start yang cepat antara 2-8 menit setelah genset running hingga masukkan beban.
2. Khusus untuk alat-alat yang berhubungan langsung dengan fasilitas kansumen
mall dan hotel akan kebutuhan energi listrik tidak boleh terputus-putus walaupun hanya sesaat, karena itu adalah salah satu pelayanan utama mall dan otel Ciputra terhadap konsumen sehingga pihak perusahaan menetapkan PLTD sebagai pembangkit utama dan tunggal untuk menimbang kendalanya.
3. Saat ini penyediaan tenaga listrik yang menggunakan PLTD tidak ekonomis lagi jika digunakan untuk pembangkit tunggal.
4. Alasan banyaknya Industri masih membangun dan mempertahankan karena keandalannya.
5. Untuk perencanaan biaya perawatan dapat dilakukan dengan panduan buku perawatan berkala (preventive) dan pabrikan.
6. Faktor biaya yang sangat mempengaruhi besarnya biaya produksi listrik PLTD adalah biaya variable terutama bahan bakar.
Daftar Pustaka
1. …,”Pembukuan Pusat Listrik Tenaga Diesel”, SPLN 47-1, PLN, 1981
2. …,” Pembukuan Pusat Listrik Tenaga Diesel”, SPLN 47-2, PLN, 1982
3. Marsudi, D. “ Pembangkit Energi Listrik”, Erlangga, Jakarta,2005
4. Nasrudin,D. “ Analisa Produksi Listrik Pada PLTMH Kampung Melong Kabupaten Subang”, Skripsi Sarjana, Fakultas Teknikm Industri, UMB,2005
5. Rizal, A. “ Studi Tentang Pembangkit Listrik Tenaga Diesel(PLTD) dengan daya 4 x 500 Kw di Pulau Bawean”, Skripsi Sarjana, FTI, UKP. 2001
Tugas Tata Tulis Karya Ilmiah 06
Diposting oleh:
Nama : Muhammad Ardhinata
NIM : 41407010018
Fakultas : Teknologi Industri
Jurursan : Teknik Elektro
Skripsi/ Jurnal : Skripsi Budi Darmawan
Seperti pada umumnya bahwa kebutuhan akan penyediaan tenaga listrik sangat dibutuhkan oleh para konsumen, baik itu konsumen pada rumah tangga maupun untuk industri.
Kebutuhan tenaga listrik pada pusat niaga dan hotel disupply dari PLTD atau pusat pembangkit yang terletak pada lantai paling bawah (UnderGround). Pemakaian tenaga listrik selain digunakan untuk penerangan juga dipakaiuntuk kebutuhan yang sangat vital, yaitu pemakaian pada alat-alat listrik yang berhubungan langsung dengan fasilitas mall dan hotel.
Khusus untuk alat-alat yang berhubungan langsung dengan fasilitas konsumen mall dan hotel akan kebutuhan tegangan listrik tidak boleh terputus walaupun hanya sesaat, karena itu adalah salah satu pelayanan utama mall dan hotel Ciputra terhadap konsumen.
Mesin Diesel
Mesin Ddiesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang digunakan untuk memutar rotor generator.
Mesin diesel adalah sejenis motor bakar yang penyalaannya dengan cara bahan bakar diinjeksikan kedalam silinder, yang berisi tekanan udara dalam silinder mesin sehingga suhu udara meningkat dan ketika bahan bakar dalam bentuk kabut halus bersinggungan dan bercampur dengan udara panas, maka bahan bakar mulai terbakar.
Sifat-sifat Mesin Diesel
Mesin diesel adalah motor bakar dimana daya yang dihasilkan diperoleh dari pembakaran bahan bakar. Adapun daya yang dihasilkan:
a. Daya yang bermanfaat 40%
b. Panas yang hilang untuk pendingin 30%
c. Panas yang hilang untuk pembuangan gas 24%
d. Panas yang hilang dalam pergeseran
radiasi dan sebagainya 6%
Pemilihan Mesin Diesel
Untuk PLTD pemilihan mesin diesel sebagai penggerak pemula ditentukan oleh:
a. Faktor kecepatan
b. Jumlah silinder
c. Proses kerja
Generator
Generator adalah alat yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Energi mekanik diperoleh dari suatu peralatan penggerak mula yaitu mesin diesel dan kemudian energi mekanik ini di teruskan pada proses generator sehingga memutar rotor generator dan menghasilkan daya listrik.
Ada dua jenis generator berdasarkan komponen utama di stator, yaitu:
a. Generator dengan kutub menonjol
b. Generator dengan kutub tidak menonjol (atau silindis)
Perbedaan dari kedua generator tersebut yaitu:
- Pada generator dengan kutub menonjol biasanya lebih ekonomis dari generator dengan kutub silindris.
- Pada generator dengan kutub menonjol tidak memiliki kumparan , sedangkan pada generator dengan kutub silindris memiliki kumparan.
- Pada generator dengan kutub menonjol dipakai pada mesin putaran rendah dengan kecepatan putaran mesin yaitu : 1500 rpm ke bawah, sedangkan pada generator dengan kutub tidak menonjol atau silindris dipakai pada mesin putaran tinggi dengan kecepatan putaran mesin yaitu: 3000 rpm ke atas.
Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan pada PLTD, yaitu:
a. Tachometer, menunjukkan putaran mesin (rpm);
b. Engine Jacket Water Temperature, merupakan alat ukur penunjuk suhu air pendingin;
c. Inlet Air Temperature, merupakan petunjuk suhu udara masuk;
d. Exhaust Temperature, menunjukkan suhu gas buang;
e. Engine Oil Pressure, merupakan alat ukur pengukur oli mesin;
f. Engine Oil Temperature, menunjukkan suhu oli mesin;
g. Oil Filter Differential Pressure, menunjukkan perbedaan tekanan oli di antara sisi Inlet (bagian kotor) dan bagian Outlet (bagian bersih);
h. Fuel Pressure, menunjukkan tekanan pada bahan bakar yang telah disaring;
i. Air Cleanner Differential pressure, merupakan meteran-meteran yang menunjukkan perbedaan tekanan udara pada sisi Inlet (bagian kotor) dan sisi Outlet (bagian bersih) dari filter udara;
j. Fuel Filter Differential Pressure, menunjukkan perbedaan tekanan bahan bakar di antara sisi Inlet Outlet saringan bahan bakar.
Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan dalam bidang teknik, administrasi dan keuangan yang dilaksanakan secara terpadu untuk mempertahankan atau mengembalikan kondisi asset (unit pembangkit beserta sarana pembangkit) sehingga mencapai tujuan (pemeliharaan).
Kesimpulan
1. PLTD mempunyai kemampuan waktu start yang cepat antara 2-8 menit setelah genset running hingga masukkan beban.
2. Khusus untuk alat-alat yang berhubungan langsung dengan fasilitas kansumen
mall dan hotel akan kebutuhan energi listrik tidak boleh terputus-putus walaupun hanya sesaat, karena itu adalah salah satu pelayanan utama mall dan otel Ciputra terhadap konsumen sehingga pihak perusahaan menetapkan PLTD sebagai pembangkit utama dan tunggal untuk menimbang kendalanya.
3. Saat ini penyediaan tenaga listrik yang menggunakan PLTD tidak ekonomis lagi jika digunakan untuk pembangkit tunggal.
4. Alasan banyaknya Industri masih membangun dan mempertahankan karena keandalannya.
5. Untuk perencanaan biaya perawatan dapat dilakukan dengan panduan buku perawatan berkala (preventive) dan pabrikan.
6. Faktor biaya yang sangat mempengaruhi besarnya biaya produksi listrik PLTD adalah biaya variable terutama bahan bakar.
Daftar Pustaka
1. …,”Pembukuan Pusat Listrik Tenaga Diesel”, SPLN 47-1, PLN, 1981
2. …,” Pembukuan Pusat Listrik Tenaga Diesel”, SPLN 47-2, PLN, 1982
3. Marsudi, D. “ Pembangkit Energi Listrik”, Erlangga, Jakarta,2005
4. Nasrudin,D. “ Analisa Produksi Listrik Pada PLTMH Kampung Melong Kabupaten Subang”, Skripsi Sarjana, Fakultas Teknikm Industri, UMB,2005
5. Rizal, A. “ Studi Tentang Pembangkit Listrik Tenaga Diesel(PLTD) dengan daya 4 x 500 Kw di Pulau Bawean”, Skripsi Sarjana, FTI, UKP. 2001
Tugas Tata Tulis Karya Ilmiah 06
Diposting oleh:
Nama : Muhammad Ardhinata
NIM : 41407010018
Fakultas : Teknologi Industri
Jurursan : Teknik Elektro
Skripsi/ Jurnal : Skripsi Budi Darmawan
Pendeteksi Gangguan Kabel Tanah Tegangan Menengah 20KV dengan Metode Akustik
Dengan adanya pertambahan beban listrik yang terus meningkat didaerah berpenduduk padat, maka kebutuhan akan pelayanan listrik yang lebih handal disamping tuntunan-tuntunan ekologi menyebabkan jaringan distribusi bawah tanah berkembang dengan pesat, khususnya daerah Jakarta dan Jawa Barat.
Pada jaringan distribusi bawah tanah didaerah yang berpenduduk padat mempunyai banyak keuntungan diantaranya lebih aman dan handal. Namun demikian, jaringan distribusi bawah tanah juga dapat mengalami gangguan dan apabila hal ini terjadi, penentuan lokasi perbaikan pada umumnya lebih sulit dan lebih lama. Sehingga diperlukan cara-cara yang tepat agar setiap gangguan pada jaringan distribusi kabel tanah dan lokasi gangguannya dapat diketahui dengan cepat dan tepat, dengan demikian pelayanan listrik terhadap pemaksi tidak terganggu disamping mengurangi akibat yang dapat merusak peralatan-peralatan dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan.
Teknik-teknik penentuan lokasi gangguan pada kabel tanah telah berkembang dengan pesat, sampai saat ini telah dikenal banyak metode dan peralatan yang terbukti dalam melokalisir letak gangguan kabel tanah salah satu metode yang digunakan adalah metode akustik.
Sistem Jaringan Primer
Sistem jaringan primer adalah sistem jaringan yang terletak antara gardu induk distribusi dengan gardu trafo. Secara umum dapat dikatakan bahwa ada tiga struktur jaringan yaitu:
a. Jaringan radial
b. Jaringan spindle
c. Jaringan loop (Jaringan Lingkaran)
Kabel Tanah
Kabel tanah adalah salah satu atau beberapa bagian kawat yang di isolasikan sehingga tahan terhadap tegangan satu penghantar dengan penghantar lain, maupun anatara penghantar dengan tanah dan dibungkus suatu pelindung, sehingga terhindar dari pengaruh garam-garam tanah dan bahan kima yang berada di dalam tanah.
Keuntungan dan kerugian penggunaan kabel tanah dibandingkan dengan jaringan udara:
Keuntungannya : - Lebih bersih tidak ada kawat diudara.
- Lebih aman
- Mudah penarikkannya
- Peralatan lebih sederhana
Kerugiannya : - Sulit mencari gangguan
- Sulit mengerjakan gangguan
- Harga kabel lebih mahal dibandingkan dengan jaringan udara
Fungsi kabel tanah adalah untuk menyalurkan tenaga listrik dari suatu tempat ke tempat lain atau lebih dari suatu gardu lain dengan melalui kabel tanah yang ditanam di dalam tanah.
Konstruksi Kabel Tanah
Secara umum dapat diklasifikasikan:
*Bagian Utama:
1. Hantaran (Conductor)
2. Isolasi (Isolation)
3. Tabir (Screen)
4. Selubung (Sheath)
*Bagian Pelengkap:
1. Bantalan (Bedding)
2. Perisai (Armour)
3. Bahan Pengisi (Filter)
4. Sarung kabel (Serving)
5. Lampiran penahan bocoran air
Pemasangan Kabel
Beberapa faktor penting yang perlu diingat pada saat pemasangan kabel :
- Sebelum meletakkan kabel, isolasinya harus diperiksa dengan menggunakan alat yang dinamakan magger sebagai pemeriksa pencegah kemungkinan adanya kerusakkan.
- Penggulung kabel harus diputar searah dengan tanda panah yang ada padanya. Jika tanda itu ada penggulungan harus diputar searah dengan akhirankabel didalam dan berlawanan arah dengan akhiran luar.
- Kabel harus diambil dan bagian puncak penggulung dengan tanjakkan penyanggah jika perlu penggulung direm guna menghindari putaran terlalu cepat.
- Jika perlu dipindahkan penggulung harus dipindahkan dengan roda-roda kabel. Jika penggulung kabel digulungkan harus searah dengan anak panah yang tertera disisi penggulung kabel.
Terminasi adalah suatu alat yang dibutuhkan pada ujung kabel tegangan menengah atau kabel dengan tegangan yang lebih besar. Ada cara peletakkan kabel tanah:
1. Kabel langsung ditanam didalam tanah
2. Kabel ditempatkan dalam saluran bawah tanah
3. Kabel ditempatkan dalam suatu pipa yang ditanam didalam tanah
Beberapa penyebab kerusakan kabel tanah adalah terjadinya kegagalan isolasi pada
kabel tanah. Sebab-sebab lain kerusakan pada kabel tanah :
1. Korosi selubung tanah, ini menyebabkan masuknya kelembaban ke dalam tanah.
2. Pergerakan tanah, menyebabkan putusnya kabel.
3. Kerusakan akibat getaran, hal ini dapat mematahkan selubung tanah.
4. Pekerjaan yang tidak baik, seperti belokan yang terlampau tajam, pemasangan jointing yang kurang baik.
Daftar Pustaka
1. Analisa sistem tenaga listrik
William D. Stevenson, Jr
Diterjemahkan Ir. Kemal Idris
2. Berry Clegg
Undergound Cable Foult Location
Mc Grow Hill Book Company Europe
3. Hagenuk
Manual Operasi Cable Test Van
Hagenuk
4. Hasan Basri. Ir
Sistem Distribusi Daya Listrik
Penerbit ISTN
5. Widyastomo Sarli. Ir
Kursus Penyambungan dan Terminasi Kabel Tanah Tegangan Menengah
Edisi kesatu Pusdiklat PLN 1996
6. XLPE INSOLATED Medium Voltage Power Cable.
Tranka Kabel
Tugas TataTulis Karya Ilmiah 05
Di posting oleh :
Nama : Muhammad Ardhinata
NIM : 41407010018
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Elektro
Skripsi/ Jurnal : Skripsi Rahman Dias Ardito
Pada jaringan distribusi bawah tanah didaerah yang berpenduduk padat mempunyai banyak keuntungan diantaranya lebih aman dan handal. Namun demikian, jaringan distribusi bawah tanah juga dapat mengalami gangguan dan apabila hal ini terjadi, penentuan lokasi perbaikan pada umumnya lebih sulit dan lebih lama. Sehingga diperlukan cara-cara yang tepat agar setiap gangguan pada jaringan distribusi kabel tanah dan lokasi gangguannya dapat diketahui dengan cepat dan tepat, dengan demikian pelayanan listrik terhadap pemaksi tidak terganggu disamping mengurangi akibat yang dapat merusak peralatan-peralatan dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan.
Teknik-teknik penentuan lokasi gangguan pada kabel tanah telah berkembang dengan pesat, sampai saat ini telah dikenal banyak metode dan peralatan yang terbukti dalam melokalisir letak gangguan kabel tanah salah satu metode yang digunakan adalah metode akustik.
Sistem Jaringan Primer
Sistem jaringan primer adalah sistem jaringan yang terletak antara gardu induk distribusi dengan gardu trafo. Secara umum dapat dikatakan bahwa ada tiga struktur jaringan yaitu:
a. Jaringan radial
b. Jaringan spindle
c. Jaringan loop (Jaringan Lingkaran)
Kabel Tanah
Kabel tanah adalah salah satu atau beberapa bagian kawat yang di isolasikan sehingga tahan terhadap tegangan satu penghantar dengan penghantar lain, maupun anatara penghantar dengan tanah dan dibungkus suatu pelindung, sehingga terhindar dari pengaruh garam-garam tanah dan bahan kima yang berada di dalam tanah.
Keuntungan dan kerugian penggunaan kabel tanah dibandingkan dengan jaringan udara:
Keuntungannya : - Lebih bersih tidak ada kawat diudara.
- Lebih aman
- Mudah penarikkannya
- Peralatan lebih sederhana
Kerugiannya : - Sulit mencari gangguan
- Sulit mengerjakan gangguan
- Harga kabel lebih mahal dibandingkan dengan jaringan udara
Fungsi kabel tanah adalah untuk menyalurkan tenaga listrik dari suatu tempat ke tempat lain atau lebih dari suatu gardu lain dengan melalui kabel tanah yang ditanam di dalam tanah.
Konstruksi Kabel Tanah
Secara umum dapat diklasifikasikan:
*Bagian Utama:
1. Hantaran (Conductor)
2. Isolasi (Isolation)
3. Tabir (Screen)
4. Selubung (Sheath)
*Bagian Pelengkap:
1. Bantalan (Bedding)
2. Perisai (Armour)
3. Bahan Pengisi (Filter)
4. Sarung kabel (Serving)
5. Lampiran penahan bocoran air
Pemasangan Kabel
Beberapa faktor penting yang perlu diingat pada saat pemasangan kabel :
- Sebelum meletakkan kabel, isolasinya harus diperiksa dengan menggunakan alat yang dinamakan magger sebagai pemeriksa pencegah kemungkinan adanya kerusakkan.
- Penggulung kabel harus diputar searah dengan tanda panah yang ada padanya. Jika tanda itu ada penggulungan harus diputar searah dengan akhirankabel didalam dan berlawanan arah dengan akhiran luar.
- Kabel harus diambil dan bagian puncak penggulung dengan tanjakkan penyanggah jika perlu penggulung direm guna menghindari putaran terlalu cepat.
- Jika perlu dipindahkan penggulung harus dipindahkan dengan roda-roda kabel. Jika penggulung kabel digulungkan harus searah dengan anak panah yang tertera disisi penggulung kabel.
Terminasi adalah suatu alat yang dibutuhkan pada ujung kabel tegangan menengah atau kabel dengan tegangan yang lebih besar. Ada cara peletakkan kabel tanah:
1. Kabel langsung ditanam didalam tanah
2. Kabel ditempatkan dalam saluran bawah tanah
3. Kabel ditempatkan dalam suatu pipa yang ditanam didalam tanah
Beberapa penyebab kerusakan kabel tanah adalah terjadinya kegagalan isolasi pada
kabel tanah. Sebab-sebab lain kerusakan pada kabel tanah :
1. Korosi selubung tanah, ini menyebabkan masuknya kelembaban ke dalam tanah.
2. Pergerakan tanah, menyebabkan putusnya kabel.
3. Kerusakan akibat getaran, hal ini dapat mematahkan selubung tanah.
4. Pekerjaan yang tidak baik, seperti belokan yang terlampau tajam, pemasangan jointing yang kurang baik.
Daftar Pustaka
1. Analisa sistem tenaga listrik
William D. Stevenson, Jr
Diterjemahkan Ir. Kemal Idris
2. Berry Clegg
Undergound Cable Foult Location
Mc Grow Hill Book Company Europe
3. Hagenuk
Manual Operasi Cable Test Van
Hagenuk
4. Hasan Basri. Ir
Sistem Distribusi Daya Listrik
Penerbit ISTN
5. Widyastomo Sarli. Ir
Kursus Penyambungan dan Terminasi Kabel Tanah Tegangan Menengah
Edisi kesatu Pusdiklat PLN 1996
6. XLPE INSOLATED Medium Voltage Power Cable.
Tranka Kabel
Tugas TataTulis Karya Ilmiah 05
Di posting oleh :
Nama : Muhammad Ardhinata
NIM : 41407010018
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Elektro
Skripsi/ Jurnal : Skripsi Rahman Dias Ardito
Langganan:
Postingan (Atom)