Sistem yang mengkombinasikan
keunggulan kriptografi dan keunggulan steganografi
sangat diperlukan saat ini. Kriptografi yang
memberikan manfaat pesan dalam keaadaan tidak
dapat dibaca dan steganografi yang memberikan
manfaat bahwa pesan tidak dapat diketahui
keberadaannya merupakan perpaduan yang saling
melengkapi.Perbedaan representasi data yang
diperlukan pada operasi internal metode Zhang dan
metode MARS, sehingga memerlukan sejumlah
perubahan representasi data yang diperlukan untuk
menghasilkan hasil yang diharapkan. Perubahan
representasi data tersebut harus sedapat mungkin
terjaga dengan baik dan dapat dikembalikan ke
representasi asalnya. Metode Zhang memiliki
beberapa kelemahan untuk beberapa kasus, sehingga
dilakukan pemodifikasian metode ini pun dilakukan
untuk menangani permasalahan pada beberapa
kasus yang ada dan membuat modifikasi metode
tersebut dapat berjalan dengan baik.
CITRA DIJITAL
Citra dijital memiliki informasi berupa gambar dan
terdiri dari elemen terkecil yaitu piksel. Citra dijital
direpresentasikan dalam bentuk matriks 2 dimensi
yang setiap elemen merepresentasikan piksel pada
gambar.
Warna pada Citra Dijital
Terdapat beberapa jenis pewarnaan pada citra dijital
yaitu duotone (dua warna), grayscale dan citra
berwarna. Citra berwarna dapat memiliki sistem
pewarnaan RGB, indexed color atau 256 color.
Pada citra dijital dengan pewarnaan duotone, warna
pada piksel hanya memiliki 2 kemungkinan warna,
pada umumnya hitam-putih. Dengan penggunaan
warna 1-bit, maka kualitas gambar pada citra dijital
tidak begitu bagus. Pewarnaan grayscale memiliki
kualitas lebih baik. Pada grayscale, warna yang
tersedia hanyalah warna-warna yang ada diantara
hitam dan putih, meliputi warna abu-abu yang
beragam.
Citra RGB adalah yang paling populer saat ini,
dimana setiap piksel direpresentasikan dengan
intensitas warna merah, hijau dan biru. Citra indexed
color hanya memiliki 256 warna yang telah
didefinisikan pada tabel warna, namun memiliki
ukuran file yang lebih kecil.
METODE LSB
Pengubahan LSB (Least Significant Bit) pada citra
yang tidak terkompresi sangat sulit untuk diketahui
secara kasat mata, sehingga metode ini sangat banyak
digunakan. Metode ini memanfaatkan
ketidakmampuan mata manusia dalam menemukan
perbedaan antara antara citra asli dengan yang sudah
dimasukkan pesan.
Untuk menjelaskan metode ini, digunakan citra dijital
sebagai cover-object. Setiap piksel dalam citra dijital
berukuran 1 sampai 3 byte. Pada susunan bit di dalam
byte (1 byte = 8 bit), terdapat bit yang memiliki arti
yang paling kecil (Least Significant bit atau LSB).
Misalnya pada byte 00011001, maka bit LSB-nya
adalah bita yang terletak di paling kanan yaitu 1.
Untuk melakukan penyisipan pesan, bit yang paling
cocok untuk diganti dengan bit pesan adalah bit LSB,
sebab pengubahan bit tersebut hanya akan mengubah
nilai byte-nya menjadi satu lebih tinggi atau satu
lebih rendah.
Sebagai contoh, urutan bit berikut ini
menggambarkan 3 piksel pada cover-image 24-bit.
(00100111 11101001 11001000)
(00100111 11001000 11101001)
(11001000 00100111 11101001)
Pesan yang akan disisipkan adalah karakter “A”,
yang nilai biner-nya adalah 10000001, maka akan
dihasilkan stego-image dengan urutan bit sebagai
berikut:
(00100111 11101000 11001000)
(00100110 11001000 11101000)
(11001000 00100111 11101001)
ALGORITMA ZHANG LSB IMAGE
STEGANOGRAPHY
Algoritma ini dikembangkan oleh Hong-Juan Zhang
dan Hong-Jun Tang dari Universitas Hangzhou
Dianzi. Algoritma ini dapat bertahan terhadap
serangan steganalisis yang berdasarkan kepada
analisis statistikal seperti RS-Analysis dan Chi-
Square : Penanaman Pesan dan Pengekstrakan Pesan
ALGORITMA MARS
Input dan output metode ini berupa 4 word data 32-
bit. Metode ini merupakan metode yang berorientasi
word, karena semua operasi internalnya dilakukan
dalam word 32-bit. Kode yang sama untuk mesin
dengan struktur internal little-endian dapat digunakan
untuk mesin dengan struktur internal big-endian.
Ketika input atau output berupa sebuah byte stream,
digunakan susunan byte little-endian untuk
menginterpretasikan setiap 4 byte sebagai sebuah
word 32-bit. Tahap enkripsi dan dekripsi dilakukan dalam 3 fase.
DAFTAR REFERENSI
[BUR99] Burwick, Carolynn dkk. MARS-a candidate
chiper for AES. 1999. IBM Corporation.
[JOH98] Johnson, Neil F dan Jajodia Sushil.
Exploring Steganography: Seeing the Unseen. 1998
George Mason University.
[KHA04] Kharrazi, Mehdi dkk. Image
Steganography: Concepts and Practice. 2004.
Brooklyn : Departement of Electrical and Computer
Engineering and Departement of Computer and
Information Science Polytechnic University
Brooklyn.
[KRU02] Kruus, Peter, Caroline Scace, Michael
Heyman, dan Mathew Mundy. A Survey of
Steganographic Techniques for Image Files. 2002.
Advanced Security Research Journal – Network
Associates Laboratories, Network Associates, Inc.
[LYN02] Lynch and Horton, Graphic: Color
Displays, 2002. URL :
http://webstyleguide.com/graphics/displays .html.
Tanggal akses 25April2009.
[MIA99] Miano, John. Compressed Image File
Formats. 1999. Massachusetts : Addison Wesley
Longman, Inc.
[MOR] Morkel, T., JHP. Eloff, dan MS. Olivier. An
Overview of Image Steganography. Pretoria:
Information and Computer Security Architecture
(ICSA) Research Group, Department of Computer
Science, University of Pretoria.
[PRO03] Provos Neils dan Honeyman Peter. Hide
and Seek: An Introduction to Steganography. 2003.
University of Michigan.
[ZHA07] Zhang Hong-Juan dan Tang Hong-Jun. A
Novel Image Steganography Algorithm Against
Statistical Analysis. 2007. Hangzhou: Institute of
Intelligence and Software Technology, Hangzhou
Dianzi University.
[KAT00] Katzenbeisser S dan Petitcolas F.
Information Hiding Techniques for Steganography
and Digital Watermarking. 2000. Norwood : Artech
House
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar